Saat Ketemu Mantan Pacar - Cerita Menikah Tanpa Cinta 2

Saat Ketemu Mantan Pacar - Cerita Menikah Tanpa Cinta 2

Tania adalah cewek yang gila kerja. Tidak ada sedikitpun waktunya untuk senang senang ataupun mengenal cinta. Dia berasal dari keluarga kaya, dan tidak seperti anak cewek lain yang gila belanja, hura hura. Hingga sampai umurnya yang kepala 3 pun belum sekalipun pacaran. Dia menganggap tidak perlu lelaki karena sudah hidup berkecukupan. Tania ini adalah anak dari salah satu teman ibunya Dido yang ingin dikenalkan padanya.

Sama dengan Dido, Tania menolak keras untuk pertemuan perkenalan ini. Dia merasa akan terkekang hidupnya. Beberapa celotehan sanak keluarga pun tidak dihiraukannya. Mengingat umurnya yang sudah tua, ibunya kepingin dia segera berumah tangga. Melihat ibunya yang sedih, Tania akhirnya mengalah dan mau ikut dalam pertemuan perkenalah tersebut. Ibunya Tania sangat senang baru kali ini anaknya mau mengikuti acara perkenalan.

Hari perkenalan itupun tiba. Dido dan maminya bersiap begitupun ibunya Tania. Jeng, gimana sudah mau berangkat? sudah tidak sabar saya, pesan ibunya Tania ke maminya Dido. Iya nih baru mau jalan, semoga lanjut ya jeng kita besanan, jawab maminya Dido. Iya saya berharap juga gitu, ayo berangkat. Sampailah mereka ke tempat yang dituju, sebuah resto sederhana namun asri dipinggir kota, sangat nyaman buat ngobrol keluarga. Akhirnya mereka ketemu, kedua ibu tersebut heboh namun anak anaknya sangat santai dan sepertinya tidak ada respon satu sama lainnya. Ayo kenalan dulu, perintah maminya Dido. Dido, sambil menyodorkan tangannya. Tania, tampak kaget dan menyambut sodoran tangan Dido.

Dido merasakan Tania ini beda dengan beberapa cewek yang dikenalkan sebelumya. Kalau sebelunya saat melihat Dido para cewek tersebut seperti tidak sabaran mengenal Dido dan itu membuatnya tidak nyaman. Namun Tania malah asik dengan gadgetnya, serasa tak peduli dengan obrolan orang tua mereka. Tania sepertinya tidak nyaman di tempat tersebut dan pergi mencari tepat yang nyaman buat bersantai. Dido pun menyusul Tania, dan bingung mau ngobrol mulai dari mana. Lagi sibuk? bisa kita ngobrol? tanya Dido. Tidak, silahkan saja, jawab Tania. Obrolan pun yang awalnya canggung makin lama makin asik karena sama sama membahas pekerjaanya. Orang tua masing masing lumayan senang Dido dan Tania bisa ngobrol lama dan sepertinya nyambung.

Dari pertemuan pertama orang tua masing masing menginginkan proses lanjut ke perjodohan. Dido dan Tania akhirnya sepakat buat ketemuan lagi dan dari sini mereka saling tukar nomer ponsel. Walau begitu ternyata tetap saja tidak pernah berhubungan. Masing masing masih sibuk dengan kerjaannya. Setiap liburan dan waktu senggang Dido dan Tania ketemuan. Namun walau sering bertemu sikap mereka seperti hanya sebatas teman saja. Kedua orang tua mereka sudah pasrah dan tidak lagi membahas perjodohan. Namun Tania dan Dido tahu kalau ibu mereka sangat sedih.

Setelah setahun, demi sang ibu masing masing, Tania dan Dido menerima perjodohan tersebut. Namun sebelumnya mereka membuat perjanjian bagi keduanya jika nanti menjadi suami istri. Tidak ada mesra mesraan apalagi hubungan suami istri. Keduanya sanggup memenuhi syarat yang mereka buat sendiri. Akhirnya keduanya menikah, dan keluarga sangat senang. Di malam pertama mereka menjadi suami istri, Tania menegaskan kembali syarat yang sudah disepakati, dan Dido pun serius malah tidur lebih dulu.

Selang beberpa waktu mereka menempati rumah sendiri dan mengakali kamarnya lebih luas sehingga bisa masuk ranjang yang lebar. Tania dan Dido lebih tenang hidupnya walapun dengan status mereka suami istri. Hanya yang bikin agak risi adalah pertanyaan kapan hamil. Tiga bulan sudah Tania dan Dido berumah tangga, mereka sering ngobrol di ranjang kadang bercanda namun tak sekalipun berfikiran untuk lebih intim lagi. Setelah selesai ngobrol atau salah satunya tidur maka satunya menyusul tidur. Begitu terus tidak ada perubahan, perasaan mereka masih sama seperti hanya sebatas teman. Salah satu belum pulang pun cuek, mau pacaran lagi diluar juga silahkan. Namun keduanya tidak melakukan selingkuh tersebut, Tania yang memang tidak suka pacaran dari awal dan Dido tahu bagaimana rasanya di selingkuhin.

Liburan bersama Tania dan Dido menyewa villa dipegununan. Mereka hanya pingin melepas kepenatan kerja. Tak disangka Dido ketemu Dita disana. Dido sangat kaget dan tidak bisa berkata apa apa. Hai, Dido kenalin suami aku, Arman. Nih siapa?. Oh ya saya Tania, istri Dido. Laku juga kamu Do, masih jualan online kayak dulu?, kata Dita sambil menepuk lengan Dido. Hmmm maaf, mungkin Dido lagi tidak enak badan, jawab Tania sambil menarik tangan Dido. Aneh suami istri kok tidak ada mesra mesranya, gumam Dita.

Sampai di villa Tania masih bingung apa yang terjadi dengan Dido. Baru kali ini Dido seperti itu. Dido termenung di kamar, matanya berkaca kaca. Tania berusaha mendekati Dido dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Namun Dido tetap diam, selama di villa Tania merasa sepi dan akhirnya memutuskan untuk pulang walau waktu sewa belum selesai. Taniapun rela menyetir mobil karena kondisi Dido yang tidak stabil. Sampai dirumahpun Dido masih murung. Setelah beberapa hari mengurung diri di kamar lain, Tania kesal juga dengan tingkah laku Dido. Yang biasanya ramai terasa sangat sepi, dan emosi Taniapun memuncak, dengan kata kata yang keras dia ngomelin Dido. Namun Dido menjawab tidak ada apa apa, Tania tak puas dengan jawaban Dido, dan masih ngomel ngomel. Akhirnya Dido cerita semua ke Tania, siapa itu Dita dan Arman. Tania malah ngomel, dan dijawab Dido, engkau akan tahu rasanya ketika ditinggalkan orang yang kau cinta. Taniapun terdiam, bagaimanapun dia memang belum pengalaman mengenai cinta.

Tania ingat bagaimana perlakuan Dita ke Dido, sebenarnya Tania mauk dengan Dita, bagaiman dia bisa melakukan itu ke Dido. Tania menjadi penasaran bagaimana kehidupan Dido yang dulu. Setelah beberpa hari akhirnya Dido bisa kembali seperti semula, suka ngobrol dan bercanda. Taniapun ingin tahu kehidupan Dido dahulu terutama hubungannya dengan Dita. Dido kemudian menceritakan dari awal hingga ditinggal Dita keluar negeri. Akhirnya Tania tahu, dan semakin membenci Dita karena merendahkan Dido.

Tania kasihan ke Dido atas semua yang pernah dia alami. Makanya dia memutuskan untuk membatu Dido, dari makan, cuci pakaian, persiapan ke kantor dan lain lain. Dido malah bingung dengan kelakuan Tania, dia ketawa dan bilang kamu sehat Tan?. Tania pun tahu maksud Dido, ya sekali kali melayani suami kan boleh. Hahaha minum apa nih orang tadi malam, canda Dido. Oke aku pergi dulu, bye. Entah kenapa Tania senang melakukan hal tersebut, kalau biasanya boro boro mau, kepikiran saja tidak.

Beberapa haripun berlalu, Dido pun makin terbiasa dengan perlakuan Tania. Malah Tania semakin merasa dekat dengan Dido, dan sering khawatir kalau Dido diluar rumah. Jangan jangan bersama wanita lain dan sebagainya. Sampai sampai setiap saat Tania menghubungi Dido. Dan Didopun semakin bingung dengan tingkah Tania. Taniapun merasa bingung dengan tingkahnya sendiri kenapa dia bisa begitu ke Dido.

Saat Ketemu Mantan Pacar - Cerita Menikah Tanpa Cinta 2 Komentar