Cinta Mengalahkan Kisah Masa Lalu - Cerita Cinta Edo Bagian 5 End

Cinta Mengalahkan Kisah Masa Lalu - Cerita Cinta Edo Bagian 5 End

Bang bisa ketemu tidak? tanya Nanda. Aku tidak bisa keluar rumah, kalau mau ketemu, datang kesini saja. Siap, butuh dibawain apa? makan minum? . Wah makin ngerti saja nih kebutuhan aku di rumah hahaha. Yeee, la gimana setiap ke situ paling cuman ada air putih itupun suruh ngambil sendiri. Hahaha, begitu resiko main ke rumah bujangan. Makanya bang cari istri, jangan cuman main komputer. Loh kan calon istri lagi mau kesini hahaha. Yeee, kepedean, siap juga yang mau, jawab Nanda. Oke bang meluncur.

Bang, bang, bang Edooo, teriak Nanda. Berisiiik banget sih, tinggal masuk saja kok repot, gerutu Edo sambil buka pintu. Tidak lah, entar gangguin yang nonton bf hahaha, canda Nanda. Tau saja, eh mau ngapain ke sini? tanya Edo. Main saja, males di kos, pada sibuk tugas semua. Eh bang, sebenarnya abang masih suka tidak sama Dini?. Perasan suka ke Dini sih masih ada, tapi kalau cinta tidak lagi. Loh maksudnya gimana bang? . Bagi aku perasaan cinta ke Dini sudah selesai, tidak mungkin akan balikan lagi walaupun ada kesempatan. Lha trus kenapa abang masih membantu dia? . Oh kalau itu bukan untuk dia tapi untuk diriku sendiri. Maksudnya? . Gini, dulu aku sempat janji akan menjaga dia, jadi ya sekarang semampuku saja, yang penting aku tahu posisi harus dimana makanya ketika itu aku minta bantuanmu. Oh, jadi abang benar benar tidak akan kembali ke Dini? . Tidak, mana minta cemilannya, lha terus kamu sendiri kok tidak cari pacar lagi, aku kira tidak sulit cari pengganti mantanmu. Tidak lah bang, sudah capek aku pacaran tidak jelas, main sana main sini, ujung ujungnya cuman pemerin ke teman teman, bosan ganti lagi, begitu terus. Hahaha, entar jadi benci cowok kapoook, canda Edo. Yeee, jangan sampai lah, tapi ada satu cowok sih bang yang aku suka sekarang. Cuman aku takut, sepertinya dia masih diselimuti kenangan orang orang dulu. Loh kalau kamu suka ya katakan saja, soal dia masih kepikiran masa lalu itu hal yang biasa, yang penting dia tahu batasnya. Banyak memang orang menganggap mereka mereka yang masih diselimuti masa lalunya itu akan terus ada dimasa lalunya tersebut. Namun anehnya malah kebanyakan orang yang merasa sudah melupakan masa lalunya akan selingkuh dengan masa lalunya karena tanpa disadari dia sudah berfikir entar kalau bosen tinggal lupain saja. Sudah banyak contoh mereka sudah punya keluarga sendiri, malah sudah kelihatan sangat bahagia, kemudian ketemu mantan di sosmed, reuni tiba tiba selingkuh di belakang keluarga masing masing. Percaya deh Nan, tidak ada jaminan apapun orang akan lupa masa lalunya. Yang penting kamu percaya sama dia, berikan yang terbaik, jangan sampai engkau mengulangi apa yang dilakukan mantannya ke dia. Aku kira dia akan mengerti dan tahu posisi yang harus dia pijak.

Tiba tiba Nanda berdiri, dan mendekat ke Edo, memeluknya kemudian mencium bibirnya. Edo kaget, sedikit mendorong Nanda dan menatap mata Nanda yang berkaca kaca. Ada apa? aku membuatmu sedih?. Tidak bang, mau tahu siapa orang yang aku suka sekarang? kamu bang. Nan, maksudnya? tanya Edo lirih. Entah mulai kapan aku suka dengan abang, yang pasti aku tidak mau jauh dari abang. Nan, kamu tahu kan siapa aku? apa kamu sudah siap dengan semuanya? kamu bisa bayangin kan kalau kita berhubungan. Iya bang aku siap, aku akan ngomong ke orang tua ku tapi tidak sekarang. Sebenarnya aku juga suka sama kamu Nan, cuman hmmm. tiba tiba Nanda mencium bibir Edo lagi dan dengan hangat Edo membalasnya. Jangan dilanjutkan, cukup aku tahu kamu juga suka aku, kata Nanda lirih sambil megangin pipi Edo.

Hari itu Nanda dan Edo sangat senang. Tidak ada perubahan keduanya, semua nampak normal, tapi kadang seperti biasa Edo suka sekali candain nakal Nanda, dan entah mengapa Nanda malah suka. Kedekatan Nanda ke Edo semakin membuatnya paham siapa Edo sebenarnya. Dia baik, malah terlalu baik baginya. Tidak sedikitpun ada rasa curiga darinya ketika bergaul sama siapa saja. Untuk jalan jalan memang Nanda yang harus mengajaknya, tidak ada inisiatif apaun dari Edo. Hadiah hadiah kecilpun Edo tidak pernah memikirkannya, kadang muncul perasaan iri Nanda dengan pasangan lainya. Tapi itulah Edo dengan dunianya, dan Nanda memaklumi dan tidak ambil pusing.

Suatu ketika Nanda mengajak Edo ke pantai, dan anehnya Edo hanya diam terpaku melihat ombak. Nanda bingung, biasanya pasangan lain akan main air, lari larian. Nanda kemudian mendekati Edo, kenapa mas, tidak suka ke pantai. Suka, sini, tiba tiba Edo menarik tangan Nanda dan memeluknya dari belakang. Nanda merasakan kehangatan dan perasaan senang. Mereka pun duduk, dengan tetap Nanda dalam pelukannya. Tak terasa air mata haru Nanda keluar, entah kenapa momen kecil seperti ini kelihatan lebih berharga. Edo tahu, dan mengusap air mata Nanda, dan memaluknya lebih erat. Mata mereka saling memandang dan ciuman hangat mereka lakukan. Sekian lama dalam pelukan, tiba tiba Nanda bicara, mas sini belum, sambil nunjuk pipinya. Edo tidak menciumnya tapi malah menjewernya. ah sakit mas, sambil mukul lengan Edo. Edo ketawa dan mengajak Nanda pulang. Diperjalanan pulang, dengan motor Edo, Nanda meperhatikan Edo dari belakang kemudian memeluk erat. Sepertinya Nanda benar benar jatuh cinta ke Edo.

Hubungan Edo dengan Nanda memang tidak selalu berjalan mulus. Kadang 3 hari Nanda ngambeg karena permasalahan kecil. Nanda pingin sekali kali Edo mengawali chat mereka, tapi ketika Edo berusaha chat duluan malah kena omelan, apa aku harus ada 24 jam untuk nemenin mas. Pokoknya ada saja masalah, dan itu sulit buat Edo ngerti yang diinginkan Nanda. Tapi ya Edo cuek saja, yang penting tetap setia dan tidak selingkuh. Nanda sendiripun kadang juga bingung maunya dia sendiri itu bagaimana.

Suatu ketika pas lagi jalan jalan untuk mencari makan, Nanda ketemu Dini. Nanda bingung mau mengundang Dini gabung makan dengan dirinya dan Edo atau tidak. Tapi karena rasa ingin tahu Nanda, bagaimana sikap Edo ke Dini, maka dia beranikan diri untuk mengajaknya. Pertama kali melihat siapa cowok Nanda, Dini merasa kaget, begitupun dengan Edo. Tapi keduanya bisa meredam perasaan masing masing menjadi biasa saja. Kekagetan Dini tersebut berarti selama ini Nanda tidak cerita siapa cowoknya ke Dini. Nanda yang mengundang Dini mempersilahkan memilih makanan minum apa yang mau dipesan. Tiba tiba Edo usil ingin mengerjai Nanda, dengan persetujuan Dini, Edo tampak mesra dengan Dini. Nanda akhirnya kemakan cemburu juga, Edo sama Dini ketawa puas. Nanda akhirnya sadar teman dan pacarnya baru saja mengerjai dia. Nanda tak mau kalah, dia ingin memperlihatkan kemesraan Edo dengannya di depan Dini, Edo merasa biasa saja, tapi Dini tampak lain. Entah rasa cemburu atau iri, dulu dia tidak pernah diperlakukan begitu sama Edo. Tiba tiba ada pesan masuk ke hp Dini, ternyata dari Nanda, 1:1, Dinipun tersenyum mengerti maksud Nanda, begitupun Nanda. Dari sini Nanda tahu, Edo benar benar bisa memposisikan dirinya dimana. Nanda memang tidak bisa membuang Dini dari Edo, tapi cukup dengan dia percaya sama Edo. Dan tiba tiba Nanda mencium pipi Edo, Dini pun ikut kaget, dan tersenyum, Edo jadi salah tingkah. Setelah semua pesanan dibayar, mereka akhirnya berpisah.

Tidak dipungkiri ada perasaan menyesal dalam diri Dini. Bagaimana orang yang dulu selalu ada buatnya namun dia dengan tega melukainya, tidak sekali tapi beberapa kali. Dengan melihatnya kembali hari ini, Dini teringat masa lalu ketika dia merasa sudah mengenal Edo sepenuhnya, ternyata hanya melihat pada sisi yang dia inginkan saja. Sampai di rumah, ibunya bertanya ke Dini, ada apa kok murung?. Tidak ada apa apa mak, tadi ketemu Nanda, sama pacarnya. Mak tahu siapa pacarnya Nanda, Edo mak, sambil terisak. Ya sudah jangan difikirkan lagi. Mak juga merasa bersalah padanya. Kenapa mak? . Masih ingat pas mak sakit dan harus rawat jalan? . Iya mak ada apa?. Dulu mak mengira kalau bantuan uang itu dari pacarmu. Ketika mak menyinggung Edo, Nanda cerita ke mak, ternyata bantuan uang dan kontrakan yang kita tempati itu dari Edo. Edo meminta Nanda untuk merahasiakan semua terutama darimu. Maaak, tangis Dini makin manjadi begitupun dengan ibunya. Dari situ Dini benar benar merasa malu pada Edo, ketika Dini ingin menemui Edo, ibunya melarang. Jangan sampai Edo tahu mengenai hal ini, biarkan hidupnya yang sekarang bersama Nanda. Tapi maaak, Dini masih menangis. Sudah sudah, kita doakan saja yang terbaik bagi mereka.

Setelah lulus kuliah Nanda berusaha mencari kerja. Dia sudah yakin ingin bersama Edo. Melihat keadaan Edo yang hanya sibuk di depan komputer maka Nanda menganggap tidak begitu bisa diharapkan penghasilannya, Nanda harus cepat dapat kerja. Paling tidak dia membayangkan setelah menikah harus bisa mandiri walaupun harus ngontrak rumah lebih dulu. Edopun selalu membantu Nanda dalam mencari kerja, setelah dapat dan kelihatan nyaman. Nanda meminta Edo untuk menikahinya. Jelas kalau Nanda hanya nunggu dilamar Edo tidak akan kesampaian. Nandapun ngasih syarat ke Edo kalau nikah biasa saja yang penting sah. Tidak perlu perayaan, kalau cukup ke KUA pun tidak mengapa. Akhirnya Edo dan Nanda menikah, cukup sederhana dan terlihat rasa haru dalam diri Nanda. Dini yang hadir juga, menangis haru melihat sahabat karibnya bersanding dengan mantannya.

Selesai pernikahan, Nanda sibuk mencari rumah kontrakan. Dia benar benar ingin mandiri. Edo pun merasa aneh dan senyum senyum ke Nanda. Ada apa kok ribet banget cari rumah, kita kan bisa nempatin rumah ini. Tidaklah, aku tidak mau membebankan kontrakan ke orang tua mas, rumah ini terlalu besar, pasti mahal biaya kontraknya. hahaha, ini kan rumah orang tuaku, masak ditempati menantunya yang cantik gini suruh bayar. Jadi mas tidak ngontrak disini? waktu itu cerita kalau ngontrak. Iya ngontrak rumah orang tuaku hahaha.

Kalau masih pingin ngontrak, kita keluar lihat rumah siapa tahu cocok, ada dekat disini yang masih kosong, agak kecilan. Siap, ayoook. Akhirnya Nanda dan Edo keluar komplek, dan masuk komplek lain yang lumayan asing bagi Nanda karena belum pernah kesana. Sampai didepan salah satu rumah, Edo berhenti dan bertanya ke Nanda, gimana kalau ini. Eh mas Edo apa kabar, wah pengantin baru lagi lihat lihat rumah ya, mau nempatin sini mas? , tanya tetangga rumah tersebut. Tidak tahu, tergantung ini nih, sambil mengusap usap rambutnya Nanda. Lumayan lah mas, walau kecil cukup buat berdua, kalau disini kisaran berapa pak kontrakannya? mahal tidak? . Yang ini mbak? , kalau ini sih buat mas Edo gratis. Wah kok bisa pak? terkenal juga kamu mas hihihi, sabil bisikin ke telinga Edo. Coba sana baca saja meteran listrik nama siapa?, suruh Edo . Nanda mendekat ke meteran listrik, dan melihat nama suaminya disana. Kok namanya sama dengan namamu mas. Ya jelas sama mbak, ini kan rumahnya mas Edo. heeeh beneran mas? Edo tersenyum. Yang sampingnya juga mbak, tapi masih saya tempati. hmmmmm, Nanda melirik sambil mencubit lengan Edo. Jangan jangan yang kontrakan dulu kosong itu juga milik mas? tanya Nanda. Tidak, kebetulan dulu yang ngontrak disana lagi butuh tempat disekitar sini. Jadi pas sama sama butuh kita tukeran saja, dia pilih rumah itu. Kalau tidak begitu ya rumah ini juga yang aku tawarkan, cuman agak jauh dari rumah sakitkan. Kalau di daerah sana harga tanah sudah mahal, aku belum kuat beli. Yuk jalan lagi, lumayan agak jauh perjalanan, Nanda bingung kenapa berhenti di lahan kosong. Ini lahan juga milik kita, kalau memang rumah orang tuaku atau rumah kita tadi masih belum suka, kita bisa bangun rumah disini sesuai keinginanmu, tapi kita sama sama nabung dulu.

Hari ini Nanda benar benar dikejutkan oleh sosok Edo. Sambil melihat wajah suami yang tidur pulas di sampingnya Nanda berfikir. Edo yang selama ini seperti dia kenal seutuhnya ternyata ada sisi lain yang belum dia rasakan. Bukan soal berapa banyak hartanya, tapi keberanian dia menyembunyikan apa yang dia punya dan tampil sederhana, namun ketika dia menemukan orang yang dipercaya maka akan menyerahkan seluruhnya dengan kata kita bukan lagi aku. Nanda jadi teringat kembali, ketika dia bercanda meminta uang pada Edo saat pacaran, bukannya ngasih uang malah diberi dompet beserta PIN ATM nya. Saat itu Nanda berfikir Edo hanya bercanda, namun setelah kejadian hari ini dia mengerti siapa Edo sebenarnya. Nanda tersenyum, seraya mengucap terima kasih, dan kecupan hangat mendarat di bibir suaminya yang lagi terlelap dalam tidurnya.

END

Cinta Mengalahkan Kisah Masa Lalu - Cerita Cinta Edo Bagian 5 End Komentar